Rabu, 01 Juni 2011

dear my altair... #2

Hari pertama libur tidak seperti yang diharapkan, lagi-lagi membosankan. Aku hanya menghabiskan waktu berkeliling di dunia maya, memenuhi dinding blog-ku dengan catatan-catatan tak penting, membalas pesan-pesan yang menumpuk di email dan facebook-ku, dari teman-teman sekolahku dominannya. Mereka mengajukan pertanyaan yang nyaris sama “Bagaimana Liburanmu,Sam?”. Oh lord, sangat membosankan.
           
Tapi jujur saja aku paling tidak suka menghabiskan waktu berlama-lama di dunia yang menurutku sama sekali tak real itu. Aku pun mendiskonekkan sambungan internet.
            “Saaaammm… sammy…” Teriakan khas mama menggelegar dari lantai bawah. Bukannya aku sedang ber-hiperbola, tapi itulah kenyataannya. Tanpa menyahut aku langsung beranjak dari atas tempat tidur pink-ku yang cukup berantakan hari ini.
            “Haaaattttssyimmm” Aku menggaruk hidungku yang teramat gatal.Masakan mama memang tak perlu diragukan lagi cita rasanya, tapi aku tetap harus jujur bahwa aromanya sangat mengganggu hidungku.
            Aku menuruni tangga marmer menuju dapur dengan langkah gontai, efek liburan membuat tingkat kemalasanku bertambah parah. Dengan beberapa langkah saja aku sudah menghadap ke hidangan diatas meja lingkaran dengan warna kristal hijau vodka yang terkesan mewah. Pempek kapal selam yang menjadi menu wajib keluargaku terlihat sangat menggiurkan. Mama cukup terampil membuat makanan khas kotaku ini, mengherankan memang, betapa tidak, mama memang bukan orang asli kota ini melainkan perantauan ibukota yang diwajibkan pindah karena tuntutan profesinya. Dan ternyata disinilah mama bertemu dengan papa dan menikah.
            Well, perutku hari ini juga tidak cukup bersahabat. Aku hanya memakan beberapa sendok nasi tanpa menelannya. Dan kau tahu itu artinya apa? Aku harus rela mendengar omelan mamaku hanya gara-gara hal yang menurutku sangat sepele ini.
            “Sammy, jangan membuang-buang makanan begitu saja, kau pasti tak ingin kan dewi padi marah?” Mama mendelik padaku sambil mengunyah sisa-sisa makanannya
            “Oh,please mom. Itu hanya dongeng sebelum  tidur untuk anak kecil, dan lihat! Aku sudah jauh dewasa daripada 10 tahun yang lalu”
Aku memasang tampang memelas dengan harapan lepas dari kewajiban menghabiskan sisa nasi di piringku. Tanpa melihat ekspresi apapun di wajah mamaku, aku langsung meninggalkan meja makan dengan perut super enek. Mama hanya mengedikkan sebelah pundaknya sambil berlalu.
 
 

dear my altair... #1


            Aku Samantha Christabel, gadis imajiner lima belas tahun yang punya sejuta mimpi, mimpi yang mungkin diluar jangkauan khayal anak seusiaku. Relatif penyendiri dan cukup diam disaat-saat tertentu, setidaknya itu pendapat mama kalau aku mengurung diri di kamar seharian dan berkutat dengan hal-hal yang kusukai. Aku nyaris tidak ingin menyentuh kebiasaan hidup remaja Indonesia yang menurutku sangat konyol, bukannya aku cupu atau tidak lihai bergaul, buktinya aku dikelilingi orang-orang yang menyayangiku tapi tak benar-benar mengertiku.
            Mama bilang aku terlahir nyaris sempurna dengan IQ level yang bisa dibanggakan dan penampilan fisik yang cukup menarik. Aku pasti sangat berterimakasih pada mama seandainya saja dia tidak terus menekanku untuk sesegera mungkin mempunyai teman spesial, PACAR, kata terkutuk yang membuat telingaku alergi saat mendengarnya. Well, aku sudah enam kali mencoba menjalani hubungan dengan anak laki-laki seusiaku, tapi tetap saja tak mengubah pandanganku bahwa ‘pacaran’ hanya menyia-nyiakan waktu,cukup mengherankan memang kenapa remaja seusiaku sangat mengagungkan hal itu,entahlah.
            Brygita Pamela, adik kecilku yang hampir seratus delapan puluh derajat berbeda denganku. Usianya yang terpaut empat tahun dariku tidak menjadi jaminannya untuk bersikap sopan. yeah, gadis tomboy yang periang dan cukup dewasa dibanding usianya. Kami sering bertengkar hanya untuk memperdebatkan hal-hal yang tak penting seperti siapa yang berkuasa atas remote tv dan menentukan chanel mana yang akan ditonton atau hanya sekedar berebut antrian kamar mandi, sangat tragis memang. Obsesinya hanya satu, menjadi pelukis terkenal sekelas Leonardo Da Vinci. Dan dengan obsesiku? Singkat saja, menjadi pemimpi yang sukses,apapun itu.
Dunia SMA akhir-akhir ini sangat membosankan. Hanya berisi setumpuk tugas yang harus diselesaikan tepat waktu dan gosipan ria anak putri tentang cowok mana yang akan dikencani minggu ini, belum lagi kewajiban mengikuti bimbel untuk persiapan Ujian Nasional semakin membuat siapa saja tertekan. Tapi untungnya liburan akhir tahun sedikit menolong. Setidaknya aku bisa menghabiskan lebih dari setengah hariku untuk melakukan hal-hal menyenangkan selama liburan ini,semoga.
©©©

Selasa, 31 Mei 2011

ITTC bukan sekedar nama :)


Awalnya, kita ga lebih dari 37 kepala yg berkumpul dalam satu kelas yg berlebel “XI IPA3”. Ga ada yg istimewa, sama kaya’ tahun2 sebelumnya di jenjang2 sebelumnya.  Ya,ketemu setiap hari, belajar , ngobrol, ketawa, bahkan nangis sama-sama pun pernah. Kita mulai ngerasain ada yang beda, bukan hanya sekedar kata ‘temen’, tapi berapa banyak waktu yg udah kita lewati bareng terlalu ‘luar biasa’ hanya untuk kata ‘temen’. Kita percaya kalo kita itu layak dibilang sahabat bahkan lebih. Kita “kompak”, mungkin yg lain pun setuju kalo kita itu kompak,seru atau apalah. Satu hal yang ngebuat aku merasa beruntung ada di tengah-tengah mereka.

ITTC.. entah sejak kapan kita menyebut diri kita dengan sebutan ‘ittc’. Ittc itu bukan hanya sekedar singkatan atau nama untuk ngewakili kita semua, tapi ittc itu lebih dari nama yang ngebuat kita lebih deket dan terikat satu sama lain.

Dua tahun, bukan waktu yang lama bahkan sangat singkat kalo dirasain bareng-bareng mereka. Kita udah ngerasain banyak hal, persaingan, persahabatan, suka-sukaan, bahakan perselisihan yang ngga pernah bisa ngebuat kita jauh. 

Hingga kita sadar, waktu kita buat sama-sama lagi sudah hampir selesai tapi ini bukan akhir, tau apa yang aku rasain? Mungkin kita akan ngerasa ada yang hilang karena tanpa kita sadari berapa besar pengaruh ‘ittc’ itu. Aku sadar, untuk jadi keluarga itu ngga perlu ada hubungan pertalian darah karena kita udah ngebuktiin itu.
Setelah ini, mungkin aku ngga akan pernah ketemu yang seindah kalian, kita akan ngejalani hidup masing-masing. jauh setelah hari ini saat-saat inilah yang akan paling kita ridukan. Dan setelah hari ini juga, aku percaya sesuatu “sebuah anugerah aku mengenal mereka dan masuk ke dalam hidup mereka”.



Perasaan semu :'(


Sudah lama ak mnunggu untuk sampai pada hari ini.. 
hari dmana kita berbicara dengn cara yg berbeda..
Well, mngkin ini akan terdengar berlebihan atau apa, tapi mngkin aku akan ngerasa lebih lega setelah kamu membaca ini tpatnya..
Tidak pernah ada yang tau ini .
Semuanya memang tersimpan rapat-rapat .
Sampai hari ini ..
Sampai saat dimana aku merasa tidak sanggup lagi hanya sekedar mengagumi dalam diam
Sampai saat dimana aku merasa paling tidak harus mencurahan sedikit perasaan...
Terimakasih untuk telah membuatku kehilangan akal sehat saat ada didekatmu ..
Terimakasih untuk slalu mnghadirkan perasaan amat rindu mendengar hp-ku berdering dengan layar yang bertuliskan nama kmu..
.
Setidaknya kamu sempat mmbuat aku merasa istimewa, walau aku percaya kamu tidak  pernah  mnyadarinya.
Tapi, hari ini aku tidak yakin bahwa apa yang aku rasakan sekrang rasa sakit hati atau kecewa.. 
sama tidak yakinnya saat aku menyadari aku suka kamu..
Aku sadar, dulu saat aku mulai menyadari bahwa kamu memang lebih menarik, tapi aku tidak yakin it perasaan apa.. yang aku tau ada getaran aneh di dalam dada-ku.
Lama kelamaan rasa itu mulai pudar, karena aku sadar mungkin menurutku kamu sudah tak semenarik dulu atau apa.. dan rasa canggung itu pun perlahan hilang..
Mnurutmu aku senang karena sudah berhasil mengenyahkan perasaan itu???
Sungguh, aku senang…

Tapi..
Aku pikir aku terlalu salah menduga semua akan semudah itu, dan lagii.. aku merasakan ada yang aneh saat kamu dengan yang lain.
BODOH!! Aku terlalu bodoh, kamu itu biasa bersikap seperti itu, kepada semua wanita mungkin! dan aku cacatnya terlalu menganggap lebih.
Sudah cukup, mulai hari ini, cukup semua tentang kamu. Kamu itu hanya penyemangat semu dan ketika aku bertemu dengan yang lain nanti. Aku akan merasakan hal yang sama.
Tapi setidaknya aku cukup berterimakasih, karena kamu sempat singgah walau hanya untuk sekedar….  
PERGI...


Kepada Kamu dengan penuh kebencian!

Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.

Aku benci jatuh cinta.
Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak.
selalu menebak-nebak. 
Aku benci deg-degan menunggu kamu online. 
Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. 
Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.

Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. 
Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. 
Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?

Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. 
Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri?

Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. 
Cukup begini saja.
Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu…, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. 
Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. 
Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini
di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan…

Aku takut sendirian...

Minggu, 29 Mei 2011

suratcinta 22.08.10

surat cinta dari pangeran maya yg pernah singgah.. (bulan kedua)

Bukannya aku takut tak dapat melihatmu..
Bukannya aku takut tak dapat menyentuhmu..
Karena kutahu disetiap nafas yang kuhembuskanhanya untuk melihatmu..
Karena kutahu di setiap denyut nadiku hanya untuk menyentumu..

Ku tak dapat lari.
Ku tak dapat pergi..
Ini hidupku..
Ini milikku..

Ku merasa lelah.. seoalh-olah bersembunyi di dalam gelap dunia..
Ku merasa sedih..
Di saat kau datang dengan sejuta cinta, aku semakin lemah..
Aku lemah karena semuanya.
Apa yang ada dalamku.. Apa yang kuderita..
Apa yang kualami.. Semua terasa melelahkan..
Semua terasa sangat berat..

Aku tahu kau dapat menguatkanku..
Aku tahu kau dapat memampukanku..
Tapi aku tak sekuat itu. tak semampu itu..
Waktuku hanya sebentar lagi, tak lama lagi..

Ku tahu aku akan pergi..
Ku tahu aku akan meninggalkanmu..
Ku tahu berat mengakhiri sesuatu yang tak dapat kuakhiri..
Ku tahu ku salah karena tak dapat mengakhirinya seindah yang ku awali..
maafkan aku..

Ketika ku pergi.. rasa ini akan abadi.
ketika ku pergi rasa ini hanya milikmu.
Simpan semua cintaku. Simpan semua sayangku.. Simpan semua rasaku.

Tapi..
Aku tak akan memaksamu untuk tetap mencintaiku.
Karena ku tahu, ketika aku pergi aku hanya menyisakan luka..
Aku hanya menyisakan sakit.
Kau akan mendapatkan yang terbaik karena kau yang terbaik.
Kau akan mendapatkan yang terindah karena kau yang terindah.
Kau takkan terluka karena kau tak pernah membuatku terluka selama aku ada..
AKU MENCINTAIMU.
karena arti cinta sejati hanya ada ketika kau hadir dalam hidupku :*

cyber boyfriend

namanya Kevin Fernandos, cowok yg bener-bener sukses ngebuat aku hampir setengah gila. cowok yang "hanya" aku kenal lewat jejaring sosial dunia maya. hanya dalam hitungan hari kenal, kita sepakat atas lebel pacaran. well, pertimbanganku saat itu adalah karena aku pikir kita punya kesamaan yg bakal sulit aku dapetin dr yg lain. kenapa nggak? dia tampan, keren, intelek, dan PUNYA SEGALANYA. ya, "punya segalanya" yang benar-benar mematikan logikaku.
dan bodohnya aku mungkin karena aku terlalu polos atau apalah, aku bener-bener jatuh cinta katakanlah. dengan seorang cowok yang bahkan ngeliat mukanya secara langsung pun belum. lucu memang.
dia bener-bener berhasil ngebuat lbh dari setengah otakku bekerja buat berpikir tentangnya.
Palembang-Bandung?? who knows lah.
satu bulan oke.
dua bulan lancar.
pertengahan bulan ketiga...
malem itu dia sms, katanya dia dan keluarganya mau pindah ke Turki. tau apa yang aku rasain saat itu? mungkin aku cewek terbodoh karena udah ngabisin lebih dari setengah hari nangisin dia.

oke. kita tetep ngejalin hubungan dengan lebel yang sedikit berbeda "Extra Long Distance Relationship"
apa aku sadar sesuatu? ya, sangat sadar. aku sadar kalo sampai kapanpun aku nggak akan bisa sama dia. Ini cuma mimpi dan aku sadar saat aku terbangun aku harus ngerelain mimpi itu pergi.

Hingga aku JATUH CINTA... lagi.
#AF cowok yang berhasil ngebuat sedikit perhatianku teralih, aku menyukainya dia tampan,baik dan lembut. tapi aku harus jujur hatiku untuk kevin ngga akan berubah.
Dan sampai dimana aku berada di ujung titik jenuh, aku "jadian" dengan AF. dan aku memutuskan hubungan sepihak dengan kevin.
Dia marah? jelas!!
Tapi aku bukan Tuhan yang bisa ngebuat semua jadi yang aku inginkan.


Setelah itu apa? sampai aku tau kalo kamu itu FAKER.
ya kan Tuan? ada seseorang dibalik kamu, yang juga tega ngebuat aku ngerasa sayang setengah mati dengan orang yang maya, mungkin TIDAK ADA :'(