Rabu, 01 Juni 2011

dear my altair... #1


            Aku Samantha Christabel, gadis imajiner lima belas tahun yang punya sejuta mimpi, mimpi yang mungkin diluar jangkauan khayal anak seusiaku. Relatif penyendiri dan cukup diam disaat-saat tertentu, setidaknya itu pendapat mama kalau aku mengurung diri di kamar seharian dan berkutat dengan hal-hal yang kusukai. Aku nyaris tidak ingin menyentuh kebiasaan hidup remaja Indonesia yang menurutku sangat konyol, bukannya aku cupu atau tidak lihai bergaul, buktinya aku dikelilingi orang-orang yang menyayangiku tapi tak benar-benar mengertiku.
            Mama bilang aku terlahir nyaris sempurna dengan IQ level yang bisa dibanggakan dan penampilan fisik yang cukup menarik. Aku pasti sangat berterimakasih pada mama seandainya saja dia tidak terus menekanku untuk sesegera mungkin mempunyai teman spesial, PACAR, kata terkutuk yang membuat telingaku alergi saat mendengarnya. Well, aku sudah enam kali mencoba menjalani hubungan dengan anak laki-laki seusiaku, tapi tetap saja tak mengubah pandanganku bahwa ‘pacaran’ hanya menyia-nyiakan waktu,cukup mengherankan memang kenapa remaja seusiaku sangat mengagungkan hal itu,entahlah.
            Brygita Pamela, adik kecilku yang hampir seratus delapan puluh derajat berbeda denganku. Usianya yang terpaut empat tahun dariku tidak menjadi jaminannya untuk bersikap sopan. yeah, gadis tomboy yang periang dan cukup dewasa dibanding usianya. Kami sering bertengkar hanya untuk memperdebatkan hal-hal yang tak penting seperti siapa yang berkuasa atas remote tv dan menentukan chanel mana yang akan ditonton atau hanya sekedar berebut antrian kamar mandi, sangat tragis memang. Obsesinya hanya satu, menjadi pelukis terkenal sekelas Leonardo Da Vinci. Dan dengan obsesiku? Singkat saja, menjadi pemimpi yang sukses,apapun itu.
Dunia SMA akhir-akhir ini sangat membosankan. Hanya berisi setumpuk tugas yang harus diselesaikan tepat waktu dan gosipan ria anak putri tentang cowok mana yang akan dikencani minggu ini, belum lagi kewajiban mengikuti bimbel untuk persiapan Ujian Nasional semakin membuat siapa saja tertekan. Tapi untungnya liburan akhir tahun sedikit menolong. Setidaknya aku bisa menghabiskan lebih dari setengah hariku untuk melakukan hal-hal menyenangkan selama liburan ini,semoga.
©©©

Tidak ada komentar:

Posting Komentar